Tuesday, August 12, 2014

Girls' Talk in the So-called Company.

Jadi, saya sudah merencanakan akan menceritakan buanyak sekali kisah seru yang gila-gila bagai gula-gula, yang gokil bagai ditimpuk kerikil, yang saya alami beberapa bulan terakhir. Siapa bilang bekerja itu tidak bisa dilakukan dengan fun dan penuh candaan dodol?! 
Ya, awalnya kami kira, begitulah nasib kami, akan terperangkap dalam office hour dan berpesta dalam semarak kendaraan ramai di daerah kuningan sewaktu pergi dan pulang kantor (sampai akhirnya kantor kami pindah gedung ke suatu mall), makan siang sambil kebingungan mencari-cari makanan apa lagi yang bisa (alias layak tanpa harus berpanas-panas ria) untuk kami makan (sampai akhirnya kami memutuskan untuk membawa bekal dari rumah; hunting makanan di mall atau sekitar; atau tukar-tukaran lauk masing-masing). Setelah semua yang kami lalui di kantor ini, saya jadi percaya bahwa hobi dan pekerjaan bisa dijalankan bersamaan; kalau beruntung, kita akan bertemu dengan orang-orang yang 'mengerti' dengan diri kita sepenuhnya, tidak sebatas rekan kerja semata, tapi benar-benar sebagai sahabat yang bisa berbagi dan mengomentari, sebagai kakak pemberi saran akan masa depan dan pekerjaan seperti apa yang sebaiknya kami cari berikutnya (karena pekerjaan yang kami lakukan di sini hanya berstatus freelance), dan juga sebagai nenek-nenek yang bawelnya ampun-ampun-deh-sampe-menyembah-nyembah-deh. Orang-orang yang saya temui di sini, terutama yang tiga teratas adalah mereka yang sangat apa-adanya, memang sih ada yang 'memakai topeng' juga, tapi dengan mengakui bahwa ia memakai topeng, bukankah itu sudah membuktikan bahwa ia cukup berani untuk menjadi apa adanya?

Baiklah, mari dikupas satu persatu, anggap saja kamu membacanya sambil mengupas bawang merah dan mengunyah permen karet. 
Santai aja, cuy.*
*berhubung ini adalah rahasia perusahaan, maka saya akan mengganti nama mereka sesuka hati saya. :D

1. Si Penggalau Sejati
Kalau tidak kenal dengan manusia yang satu ini, maka bisa dengan cepat menyimpulkan bahwa dia adalah orang yang pendiam dan kalem. CIH. Untung saja saya sudah mengenalnya sejak awal masuk kuliah, dia adalah anak bungsu kesayangan (dan tentunya juga sangat menyayangi) keluarganya yang seringkali datang membawa makanan (terutama sarapan) ke kantor dengan gayanya yang centil: mengibaskan rambut, menggoyang-goyangkan poninya yang 2 bulan terakhir baru dipotong setelah contemplating dalam jangka waktu yang melebihi tahun-tahun masehi, mengerjap-ngerjapkan mata di balik kacamatanya itu dengan sok polos (dan tentu saja akan membuat kami semua ngakak kalau dia sudah melepas kacamatanya, lucuk!), mengerucutkan bibirnya yang jelas sudah monyong, memutar-mutar rok girly-nya dan sering mengeluhkan saya yang makannya paling telat, ke toiletnya paling lama, tapi ia tidak pernah meninggalkan saya (kecuali ya, kadang-kadang). Salut! Hahaha.. 

Ia sering sekali bercerita tiap pagi, yang dimulai dengan "Eh, tahu ngga, sih?" lalu cerita pun mengalir random, mulai dari supirnya, emaknya, ngko-nya, temen-temennya, TETANGGAnya (eh, sori, capslock-nya kepencet, muahaha!) sampai cowok kece yang tak sengaja ditemuinya di busway. Oh ya, satu lagi yang tidak boleh dilewatkan, tentu saja penggalauan abadinya tentang kosmetik korea mana lagi yang harus ia beli, entah karena diskon atau warnanya bagus. Terutama lip tint, yaowoh deh! Di balik segala kekonyolan yang tercipta dari percakapan dan pekerjaan kami, i do really grateful for having such partner, partner pulang kantor bareng, partner menggalau di sepanjang jalan pulang (which is kadang-kadang obrolan kami yang ngalor-ngidul entah-sejak-kapan bisa mendadak menjadi serius dan meaningful, we talk about everything! Mulai dari harga banyak barang di mall dan website belanja tentunya, pasangan impian, keluarga, persahabatan, semuamuanya!
I found it was not easy to found a friend whom you can honestly tell about your opinions about everything, but thankfully she is one of the kind (jiah, korea lagi, maaf deh. hahhaha). Ngomong-ngomong korea... ah, sudahlah, mari kita bahas tokoh nomor 2.

2. Si Muka Datar Pemilik Segala Ekspresi
Pertama kali saya mengenal manusia ini, saya pikir ia hanyalah kakak-kakak biasa dengan hidup biasa saja. Tapi, setelah kami 'nyambung' gara-gara nonton drama Aa' Do alias Do Min Joon (You Who Came from Another Star)... baiklah, dia adalah kembang api! Hahaha.. Sampai sekarang, saya masih sering dibuat sakit perut karena keseringan ngakak melihat tampangnya yang bisa berubah-ubah sesuai kemauan yang punya. Astaga! She has countless priceless expressions on her face! Ditambah dengan celetukan asal yang spontan dari mulutnya, lengkaplah sudah penobatan kami akan Mr. Bean versi cewek yang paling canggih! Kadang, kalau ia sudah memasang headset, pasti akan terdengar lagu-lagu korea, mulai dari yang baheula sampai yang paling in yang ia nyanyikan dengan urat malu terputus, tentu saja ia punya partner in crime yang menyanyikan versi lagu inggris, rekan kerja cowok satu-satunya di ruangan kami. Oh Em Ji, Hello! (HAHAHA).

Ia adalah music bank berjalan, pemabuk korea yang sampai wallpaper desktop-nya punbergambar cowok-cowok korea yang bergiliran nangkring, sesuai mood dan edisi yang bersangkutan, mulai dari yang imut-sampai yang macho. Lengkap kap! Tapi, walaupun demikian, ia adalah orang yang jarang sekali saya temukan di muka bumi, ia memiliki banyak sekali kosakata indonesia (maupun inggris) yang membuat saya berdecak kagum dan terpesona! Kalau kami menemukan padupadan kalimat sulit di sela-sela pekerjaan, cukup tanyakan saja pada ibu satu ini, voila! Langsung tersulap kata-kata sederhana tapi enak didengar! Wooohoo.. and one thing to admire from our process of this 'light friendship' adalahkami yang mengetahui bahwa ia adalah newly wed, cerita-cerita seru penuh makna tentang membina keluarga baru, keinginannya untuk hamil begitu melihat teman-teman dan tetangga yang sudah menggendong bayi—sampai-sampai menaruh wallpaper anak korea—sampai akhirnya hamil beneran!! Omg, such a touchful happiness :')
Anyway, dia juga suka menaruh banyak barang kecantikan korea di meja kerjanya beserta sebuah cermin, yang sayangnya selalu disabotase oleh makhluk nomor 3 yang akan segera tiba ini...

3. Si Shopaholic yang Alergi Sana-Sini
Awalnya, saya mengenal manusia ini karena sering sekali berada di meja resepsionis dan asik ber-skype-an pakai bahasa inggris. Pikirnya sih hubungan pekerjaan, eeeh malah pacaran ternyata! But, we do impressed by her and her boyfie's story yang bela-belain dateng ke Jakarta sampai sakit, dan sempat main ke kantor kami juga. Well, setelah itu, manusia (sok) ramah ini akhirnya saya kelompokkan menjadi ibu-ibu resik yang doyan makan bayam (but i found out, itu ternyata karena dia juga bohuat sama mbak-nya yang masakin), daaan.. terakhir, ternyata dia mirip banget sama saya! Saya tidak bisa melupakan masa-masa kami bercerita layaknya tidak ada yang mengerti (tentu saja, kami kan cuma mengobrol bertiga, dengan seorang lampu yang lebih mengerti lip tint warna orange, hahaha uppss!), tentang konser, the moffats, boyband-boyband yang eksis di tahun 90an, mantan pacar, hobi dan kesukaan, idealisme, cara memandang hidup, masa-masa sekolah, dan banyak hal lain yang saya pikir tidak bisa dijangkau sembarang orang. Dalam oh dalam. Hahaha..

Ia adalah penasehat yang baik, yang mendorong kita untuk hidup lebih sehat dan berprinsip (walaupun kadang bikin keki), serta nyolotnya minta ampun. Lama-lama, saya berhasil mempelajari sifatnya yang tidak-pernah-merasa-bersalah, berhak-atas-apapun-milik-orang, dan tentu saja semua itu dari sisi lucunya! Siapa coba, siapa yang berani balas memarahi kita?! Siapaaaa?! *jangan lupa, melotot!* hahaha.. tapi belakangan ini, ia tidak berkutik sama ibu hamil, ah such a reliefIa juga teman belanja yang baik, tante yang gila merk, yang sebentar lagi akan meng-upgrade hidupnya ke Minnesota! Tentu saja saya mendoakan yang terbaik untuk masa depannya, yang jelas-jelas udah cemerlang! Amiiiin! Di sana, hanya satu pintaku, Mak, Puhlease, jangan nonton sinetron dan berbicara seperti tokoh hello kitty lagi! Aku mohon sambil berderai airmata! :')) Hahaha..


Lalu, Si Lain-Lain yang Tak Boleh Ketinggalan.
Selain itu, masih ada beberapa teman kantor yang kalau dibahas akan membuat keriting jari. Sebut saja salah seorang kakak dengan penyakit narsistik yang sudah amat sangat akut, belakangan ini ia mencoba gaya rambut terbaru dan masih saja selalu menyempilkan kata-kata "tapi, gantengnya kayak gue dong." di hampir setiap pembicaraan kami mengenai cowok ganteng korea dan sekitarnya, kami pun sudah lelah berusaha menyeretnya kepada kenyataan sebenarnya, kelakuan yang sungguh membuat mata kami menyipit. Kelakuan oh kelakuan. Setahu saya ia adalah penginap setia ruang kantor yang belakangan ini membawa serta banyak sekali perkakas dapur untuk kelangsungan hidup. Well, bagaimana pun juga, ia adalah penggemar drama korea dan segala jenis film yang entah-bagaimana-berhasil ia download, salut! Semoga keinginannya buka warung masakan jepang segera terpenuhi ya!

Tidak lupa juga dengan seorang ibu-ibu royal nan cablak, yang selalu bertanya-tanya akan keberadaan kita, "Mana ke dua tuyul itu?" dengan entengnya. Kami, bagaimanapun, sangat kagum dengan pandangan hidupnya yang simpel, realistis, yang tetap dipresentasikannya dengan easy going dan... nyablak. Udah ngga ketemu kata yang lebih cocok daripada ini deh, haha! Dengan rokok yang disulut lagi dan lagi (oke, saya belajar untuk tidak percaya sama kata-katanya, "Udah, sini dulu aja, sebatang lagi deh, sebatang." yang lebih baik diartikan sebagai "mari-kita-kabur-duluan-aja." hahaha!). Saya salut dengan gayanya yang tidak neko-neko dan berterus-terang. Kalau sudah membicarakan ibu ini, pasti pikiran saya langsung terbang pada seorang manusia IT yang-bisa-segalanya. Mulai dari memperbaiki internet putus, sampai nge-hack QQ account orang! Lulus di kampus yang sama dengan kami (dengan jurusan IT pula), wajar saja kalau dia sangat songong, membuat kami acapkali teringat dengan teman sekelas kami dulu. Kata-kata maupun candaan yang meluncur dari mulutnya sudah setaraf boss di game-game online, tajam tapi kadang banyak benernya. Untung saja dia sudah kehilangan kekuatan sejak teman satu geng-nya, om-om berponi super panjang yang suka banget sama JKT48 menghilang untuk sementara waktu. Tidak lupa juga, seorang bapak yang tengah menunggu kelahiran anak pertamanya, yang membuat saya salut akan pengetahuan muslimnya yang keren. Oh ya, dan seorang kakak penggila travelling yang kerja hanya untuk cuti (baca: berpetualang) hahaha.. apalagi coba! Cool!

Ah, sudahlah. Nostalgia sekali, berhubung sekarang masa kontrak kerjaan kami sudah berakhir di sana, no matter how we wanted to stay, well, we do believe we have better places to see, to be with! Yang paling penting dari sebuah perpisahan, tentu saja adalah menghitung ulang akumulasi momen yang sudah kita ciptakan dengan sukacita, dong! 
And again, i feel grateful to look back and see, how many beautiful, fun yet fascinating moments we've been created, terima kasih sudah membuat saya mengenal diri saya sendiri lebih baik melalui kalian, memberi saya kesempatan untuk menginspirasi (walaupun awalnya saya ragu-ragu), dan juga untuk segala bahak yang masih saja berdengung di kepala kita—yang bisa dipanggil kembali kapan saja—saya senang sudah membagi waktu bersama, dengan sekerat roti, dengan sepotong imajinasi, dengan berbongkah-bongkah kekonyolan dan kekocakan, secuil kata-kata bijak, segentong kata-kata bijak yang akhirnya meleset menjadi ledekan yang telak menghantam hati kami—sakitnya tuh di siniiiiii—dan juga segala makanan yang pernah kita bagi bersama!

Cheers for our keep-in-touch promises!

Let's stay sweet, and having colorful days ahead!

No comments: